Sepanjang tahun di Jepang dipenuhi dengan festival-festival yang menarik. Kita tentu telah sangat akrab dengan banyaknya hari libur di Indonesia. Di Jepang kita akan menjumpai jumlah hari libur yang kurang lebih sama banyaknya. Sebagian besar hari libur itu adalah untuk memperingati festival yang secara rutin digelar tiap tahun secara turun temurun. Sebuah perpaduan yang sangat indah antara masa lampau dengan masa kini, manakala melihat rombongan gadis berkimono melenggang di tengah rimbunan gedung pencakar langit, dan ribuan orang berjas rapi di kawasan kota Tokyo. Jika suatu saat anda berkesempatan pergi ke Jepang dan ingin menikmati indahnya festival di Jepang, kalender tahunan ini tampaknya menjadi pegangan wajib bagi anda. Berikut ini adalah kalender tahunan hari libur nasional di Jepang:
JANUARI | |
1 | Hari Tahun Baru |
Senin kedua | Seijin-shiki (Hari Kedewasaan/ Coming of Age) |
FEBUARI | |
3 atau 4 | Setsubun (Upacara Melempar Kedelai) |
11 | Hari Pembentukan Negara |
MARET | |
3 | Hinamatsuri (Festival Boneka atau Festival Anak Perempuan) Festival ini diadakan guna mendoakan pertumbuhan dan kebahagiaan anak-anak perempuan. Banyak keluarga yang mempunyai gadis cilik memajang rak boneka yangmenampilkan seoerangkat boneka yang berkostum ala bangsawan kuno, bersama dengan bunga persik. Pada hari ini disajikan makanan kecil yang disebut arare yang dibuat dari beras dan minuman amasake, minuman dari beras yang difermentasi tapi tidak beralkohol. |
Sekitar 21 | Vernal Equinox Day |
APRIL | |
29 | Green Day (Hari Hijau) Hari libur nasional ini mendorong rakyat untuk menikmati dan menghormati alam. Hingga tahun 1988 hari ini dirayakan sebagai hari ulang tahun Kaisar Showa, yang suka menanam pepohonan. |
MEI | |
3 | Hari Konstitusi |
5 | Hari Anak-anak Nama tradisional untuk hari ini adalah Tanggo no Sekku dan di masa lampau, pada hari ini orang-orang melakukan acara pengusiran roh-roh jahat dengan bunga iris. Belakangan, hari ini menjadi hari untuk mendoakan pertumbuhan anak laki-laki, yang kemudian menjadi hari raya bagi semua anak. Tetapi bagi rumah yang memiliki anak laku-laki, mereka akan memajang boneka samurai atau replika baju perang dengan topi kabuto dan memasang umbul-umbul ikan koi. IkanKoi adalah ikan yang dapat berenang melawan arus deras, karena itu diharapkan anak laki-laki tersebut menjadi anak yang kuat, percaya diri dan sukses.
|
Hari Minggu kedua | Hari Ibu |
JUNI | |
Hari Minggu ke-3 | Hari Ayah |
JULI | |
7 | Tanabata (Festival Bintang) Festival ini mencampur sebuah legenda Cina dengan kepercayaan kuno Jepang mengenai dua buah bintang yang terletak di kedua ujung Bimasakti yaitu Bintang Altair (si Pengembala) dan Bintang Vega (si Penenun). Mereka dihukum oleh Raja Dewa karena terlalu banyak bermain sehingga hanya dapat bertemu satu tahun sekali yaitupada 7 Juli. |
Senin ke-3 | Hari Laut |
AGUSTUS | |
Pertengahan | Festival Bon Festival Bon adalahsebuah event Budhis yang diadakan pada tanggal 13-15 Juli atau dalam bulan Agustus (tergantung daerah). Festival ini dipersembahkan bagi arwah para leluhur. Dipercaya bahwa pada hari-hari ini arwah mereka akan pulang ke rumah. Untuk itu mereka akan memasang penerangan dan api selamat datang di pintu depan rumah untuk mengarahkan arwah-arwah tersebut ke rumah, memasang lentera di dalam, membersihkan altar rumah, menyediakan sajian dan berdoa bagi ketenangan arwah para leluhur. |
SEPTEMBER | |
Senin ke-3 | Hari untuk Menghormati Kaum Manula |
Pertengahan | Hari Menikmati Sinar Rembulan (Musim Gugur) Kue mochi dan rumput susuki diletakkan dekat jendela sebagai ‘persembahan’ bagi rembulan, dan orang menikmati saat-saat memandangi keindahan bulan purnama. |
Sekitar tgl. 23 | Autumnal Equinox Day (Hari ketika siang dan malam sama lamanya, ketika matahari tepat melintasi garis khatulistiwa) Orang mengungkapkan rasa hormat kepada arwah para leluhur dan mengingat kembali mereka yang telah meninggal dunia. |
OKTOBER | |
Senin ke-2 | Hari Olahraga |
NOVEMBER | |
3 | Hari Kebudayaan |
15 | Shichi-Go-San (Festival 7-5-3) Pada hari ini para orang tua yang mempunyai anak-anak laki-laki berusia 3 atau 5 tahun atau anak perempuan yang berusia 3 atau 7 tahun akan membawa mereka ke kuil untuk mendoakan kesehatan dan pertumbuhan mereka. Usia 3, 5 dan 7 dipilih karena dipercaya sebagai angka ganjil yang membawa keberuntungan. Anak-anak tersebut juga akan mendapat permen khusus yang disebut chitose ame, yang dimasukkan dalam kantong bergambar bangau dan kura-kura. Chitose berarti seribu tahun dan bangau serta kura-kura juga merupakan lambang panjang umur. |
23 | Hari Pekerja (Labour’s Day) |
DESEMBER | |
23 | Hari Ulang Tahun Kaisar |
25 | Hari Natal |
31 | Malam Tahun Baru Menjelang tengah malam, kuil-kuil di seluruh Jepang akan mulai mendentangkan loncengnya. Menurut kepercayaan Budhis, manusia mempunyai 108 nafsu duniawi. Berdentangnya lonceng sebanyak 108 kali merupakan salah satu cara untuk mengusir (membersihkan) satu-persatu nafsu-nafsu demikian. |
0 comments:
Posting Komentar